Rabu, 12 November 2014

PROSES OKSIDASI DAN PROSES RESPIRASI

PROSES OKSIDASI DAN PROSES RESPIRASI
(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan Yang Diampu Oleh Dosen : Siti Nurkamiah, S.Pd.

Di susun oleh:
KELOMPOK 1
·         Luckita Deyna              (12541040)
·         Dini Ariestriani             (12541044)
·         Anggita Putri Kamalia   (12541048)
·         Andriyana                      (12541054)
·         Neng Eyis Meilani         (12541056)
·         Ai Siti Nurhasanah         (12541057)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)  GARUT
Jalan Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong- Garut
2014
 
 
       A.    Tujuan Praktikum 
              Setelah melakukan kegiatan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat  memahami proses oksidasi dalam masa respirasi.
      B.     Alat dan Bahan
1.      Tabung reaksi 4 buah
2.      Larutan gist (15 gram dalam 250 cc larutan sukrosa 10%)
3.      Methylen blue diencerkan 1: 500 cc
4.      Larutan glukosa 10% dalam akuades
5.      Penangas air
6.      Thermometer
      C.    Cara Kerja
1.      Beri tanda ke empat tabung dengan hurup A, B, C, dan D.
2.      Ambilah 5 cc larutan gist kemudian didihkan.
3.      Masukan masing-masing 1 cc larutan tersebut ke dalam tabung A dan B kemudian
4.      Lalu 1 cc larutan tersebut ke dalam tabung C dan D yang tidak di panaskan
5.      Tambahkan ke dalam setiap tabung di atas 1 cc larutan glukosa 10% dan 1 cc methylen blue.
6.       Encerkan semua tabung tersebut dengan akuades sebanyak 5 cc. kemudian sumbat dengan ibu jari serta kocok tabung tersebut.
7.      Biarkan tabung B dan D terbuka sedangkan tabung A dan C ditutupi alumunium foil.
8.      Masukan semua tabung reaksi tersebut ke dalam penangas air dengan suhu 40 derajat C.
9.      Amati perubahan warna yang terjadi selang 10 menit selama 40 menit.
D. Landasan Teori
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Respirasi sel menyangkut proses enzim didalam sel dimana molekul karbohidrat, asam lemak dan asam amino diuraikan menjadi karbondioksida dan air dengan konservasi energi biologis yang sangat bermanfaat. Banyak sekali enzim yang mengkatalisis reaksi ini terdapat dalam Krista dan dinding mitokondria. Energi yang dilepaskan dalam respirasi digunakan untuk mensintesis ATP untuk menyimpan energi ini. Energi yang tersimpan dalam ATP kemudian dapat digunakan untuk mendorong  untuk  proses-proses yang membutuhkan energi termasuk biosintesis gerak atau pengangkutan molekul melintasi membran sel.
Respirasi sel merupakan tindak balas  metabolisme dan proses yang berlaku dalam sel atau merentas membran plasma untuk menghasilkan tenaga biokimia dari pada molekul bahan api dan pelepasan sisa-sisa sel. Tenaga dilepaskan oleh pengoksidaan molekul bahan api dan disimpan sebagai pembawa "tinggi tenaga".
Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi dan sering menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun,seperti diketahui respirasi lebih dari sekedar pertukaran gas secara sederhana. Proses keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi yaitu senyawa di oksidasi menjadi CO2, sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O. Jika karbohidrat misalnya sukrosa, fruktosa, atau pati merupakan substrat respirasi dan jika mereka secara sempurna di oksidasi maka volume O2 yang diambil persis berimbang dengan CO2 yang dilepaskan. Energi yang ditangkap diproses oksidasi sempurna. Beberapa senyawa dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Dalam proses respirasi seluler melibatkan tiga tahapan yaitu glikolisis, Dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs. Adapun serangkaian tahapannya yaitu :

  -          Glikolisis
           Merupakan jalur katabolik glukosa dan bahan bakar organic lainnya. Glikolisis yang terjadi di sitoplasma (sitosol) mengalami perombakan dengan pemecahan glukosa menjadi dua senyawa molekul yang disebut asam piruvat. Adapun bahan dan hasil yang terlibat dalam proses glikolisis yaitu :
Bahan  : glukosa, ATP, NAD, ADP, Pi
Hasil    : asam piruvat, ATP, NADH
-          Dekarboksilasi Oksidatif
          Merupakan pembentukan Asetil Co-A (koenzim A), yaitu perubahan asam piruvat menjadi Asetil Co-A. Asam piruvat terdegradasi dan dikombinasikan dengan Co-A membentuk Asetil Co-A. Atom hydrogen akan ditransfer ke pembawa, lalu CO2 dilepaskan. Adapun bahan dan hasil yang terlibat yaitu :
Bahan  : Asam Piruvat, Koenzim A, NAD
Hasil    : Asetil Koenzim A, CO2, NADH
-          Siklus krebs
      Siklus krebs terjadi dalam matriks mitokondria. Serangkaian reaksi dimana bagian asetil Co-a, asetil terdegradasi dengan CO2, atom hydrogen akan dialihkan kepada pembawa, ATP disintesis. Adapun bahan dan hasil yang terlibat yaitu :
Bahan  : Asetil Co-A, H2O, NAD, FAD, ADP, Pi
Hasil    : CO2, NADH, FADH2, ATP
-          Transfer Elektron
       Proses perpindahan electron dari suatu akseptor ke akseptor lain menghasilkan O2 dan H2O. terjadi dibagian krista mitokondria. Rantai transport electron beberapa molekul, electron diteruskan rantai, energy dilepaskan digunakan untuk membentuk gradient proton, ATP disintesis sebagai proton menyebar ke gradient, oksigen akseptor electron final. Adapun bahan dan hasilnya yaitu :
Bahan  : NADH, FADH2, O2, ADP, Pi
Hasil    : ATP, H2O, NAD, FAD  atau 38 ATP

Pada banyak reaksi kimiawi misalnya respirasi, terjadi transfer sebanyak satu kali atau lebih elektron (e-) dari satu reaktan ke reaktan yang lain. Transfer electron ini disebut reaksi reduksi-oksidasi (Redoks). Pada suatu reaksi redoks, kehilangan electron dari satu bahan (oksidasi) dan penambahan electron kebahan lain (reduksi).
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun bahan bakunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
Respirasi aerob memperoleh banyak sekali molekul ATP dari setiap molekul glukosa. Bila jalur anaerob hanya menghasilkan dua molekul ATP, jalur aerob umumnya 36 ATP atau lebih. Proses pembakaran glukosa secara aerob dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6+6O2à6CO2+6H2O+Energi.
Respirasi anaerob terjadi karena jumlah oksigen sangat terbatas. Persamaan reaksi yang terjadi:  C 6H12O6à 2CO2 +2C2H5OH. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu dan ketersedian oksigen. Etanol atau asam laktat atau keduanya, merupakan produk respirasi, bergantung pada aktifitas tiap dehidrogenase yang ada. Pada setiap keadaan, NADH adalah pereduksi dan hanya pada keadaan anaerobiclah NADH tersedia dalam jumlah yang cukup banyak untuk menjalankan reduksi

E. Hasil Penelitian
Selang waktu tiap 10 menit
Perubahan yang terjadi
Tabung A
Tabung B
Tabung C
Tabung D
I
Biru pekat
Ada endapan
Biru pekat
Ada endapan
Biru
Bergelembung
Biru
Bergelembung
II
Biru pekat
Ada endapan
Biru pekat
Ada endapan
Biru
Bergelembung
Biru
Bergelembung
III
Biru
Ada endapan
Biru
Ada endapan
Mulai bening (biru muda)
Banyak gelembung
Mulai bening (biru muda)
banyak gelembung
IV
Biru muda
Ada endapan
Biru muda
Ada endapan
Bening
Banyak gelembung
bening
Banyak gelembung



            Keterangan :
·         Tabung A      : ditutup oleh alumunium voil dan di panaskan
·         Tabung B      : terbuka dan dipanaskan
·         Tabung C      : ditutup oleh alumunium voil dan tidak di panaskan
·         Tabung D      : Terbuka dan tidak di panaskan

E. Pembahasan
            Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada praktikum kali ini antara 4 tabung  yakni tabung A,B,C dan D terdapat perbedaan terhadap warna pada larutan.Perbedaan kecepatan perubahan warna pada keempat tabung terjadi karena jumlah bakteri (Saccaromyces) yang melakukan respirasi berbeda-beda. Adanya perbedaan jumlah bakteri dikarenakan perbedaan perlakuan pada masing-masing tabung yaitu pada tabung A dan B, larutan gist didihkan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan kandungan organisme yang ada dalam larutan mati atau berkurang akibatnya didalam tabung tidak terdapat aktivitas respirasi yang mengakibatkan air yang ada didalam tabung menjadi keruh. Hal inilah yang menyebabkan tabung A dan B mengalami perlambatan dalam perubahan warna. Sedangkan pada tabung C dan D larutan gistnya tidak dipanaskan sehingga warnanya cepat berubah karena organisme-organisme masih hidup dan melakukan respirasi, akibatnya larutan didalam tabung menjadi berwarna lebih jernih dibandingkan warna awal.
Dengan adanya perlakukuan larutan Gist yang dipanaskan dengan yang tidak dipanaskan dikarenakan untuk sebagai pembanding dan untuk membuktikan pada suhu berapa bakteri dapat mati atau pergerakan respirasinya lambat, ternyata setelah di uji larutan Gist yang telah dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 100 derajat Celsius tidak mengalami perubahan dikarenakan pada larutan Gist suhu 100 derajat Celsius kandungan bakteri (Saccaromyces) yang ada dalam larutan mati atau berkurang akibatnya didalam tabung tidak terdapat aktivitas respirasi yang mengakibatkan air yang ada didalam tabung menjadi keruh. Hal inilah yang menyebabkan tabung A dan B mengalami perlambatan dalam perubahan warna. Sedangkan pada tabung C dan D larutan gistnya tidak dipanaskan sehingga warnanya cepat berubah karena organisme-organisme masih hidup dan melakukan respirasi.

F. Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa larutan gish yang dipanaskan akan mematikan mikroorganisme, sehingga tidak akan terjadi reaksi, berbeda dengan larutan gist yang tidak di panaskan akan tejadi reaksi karena mokroorganismenya tidak mati.
G. Daftar Pustaka
Isnaeni wiwi. 2006. Fisiologi hewan. Kanisius. Yogyakarta.
H.Lampiran
LAMPIRAN DOKUMENTASI HASIL PERCOBAAN
·         Dokumentasi Alat dan Bahan
NAMA ALAT DAN BAHAN
HASIL DOKUMENTASI
Gelas kimia


Pipet tetes

Pembakar Kaki tiga, Spirtus, Kasa pembakar

Termometer
Cairan Aquadest

Tabung Reaksi
Penjepit
Gelas Ukur

·         Dokumentasi Hasil Percobaan

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar